shiafrica.com

Penjualan Mobil Melonjak 900%, tapi Avanza Kehilangan Pamor

Penjualan Mobil Melonjak 900%, tapi Avanza Kehilangan Pamor

Tirta Widi Gilang Citradi, Indonesia
12 May 2021 08:00
Ilustrasi Mobil

Jakarta, Indonesia - Industri otomotif domestik mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Penjualan mobil terus bergeliat ditopang oleh tren penurunan suku bunga kredit, pelonggaran kebijakan kredit, insentif perpajakan, keyakinan konsumen yang membaik hingga fenomena low based effect.

Asosiasi kendaraan roda empat, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia( Gaikindo) melaporkan penjualan mobil dari pabrikan ke dealer mencapai hampir 79 ribu unit pada April 2021. Angka ini secara bulanan turun 7% dari Maret, tapi secara tahunan kenaikannya mencapai 900%.

Data GaikindoFoto: Tirta/ Indonesia
Data Gaikindo

Jika dilihat dari sisi penjualan ritel artinya dari dealer ke konsumen akhir terjadi peningkatan penjualan secara bulanan mencapai 2,6%. Secara tahunan penjualan naik 227%. Total mobil yang terjual bulan lalu ke konsumen akhir tercatat mencapai hampir 79,5 ribu unit.

Selama empat bulan pertama tahun 2021, total penjualan wholesale dan ritel masing-masing naik 8,7% dan 5,9% secara kumulatif. Mobil yang terjual mencapai hampir 258 ribu unit untuk ritel dan nyaris 266 ribu unit untuk wholesale.

Seiring dengan pemangkasan suku bunga acuan dan transmisi kebijakan moneter yang terus berjalan, suku bunga kredit juga terus mengalami penurunan meski belum seagresif penurunan suku bunga acuan.

Selaku otoritas moneter BI juga mencoba melonggarkan kebijakan makroprudensial dengan membebaskan uang muka atau down payment (DP) untuk pembelian kendaraan bermotor.

Kebijakan ini diharapkan semakin mampu mendongkrak permintaan terhadap kredit dari sisi konsumen. Maklum mobil merupakan barang mewah sehingga kebanyakan masyarakat Indonesia membelinya dengan kredit alias dicicil.

Sebagai barang mewah mobil juga dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Setiap jenis mobil besarannya tentu berbeda-beda. Namun ditanggung pemerintah (DTP) 100% mulai dari bulan Maret untuk berbagai jenis mobil.

Anggaran yang dialokasikan untuk kebijakan PPnBM DTP ini senilai hampir Rp 2,99 triliun atau 39% dari alokasi dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk menggenjot konsumsi masyarakat senilai Rp 7,61 triliun.

Insentif tersebut memang ditujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke atas karena mobil merupakan barang mewah yang tidak semua kalangan dapat menjangkaunya.

Harapannya masyarakat kelas menengah ini mau membelanjakan uangnya sehingga roda ekonomi bisa muter lebih kencang karena dana tidak lagi mengendap di tabungan atau aset-aset keuangan lain.

Program vaksinasi yang terus berjalan adanya kebijakan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) juga menjadi katalis positif bagi masyarakat untuk membeli barang-barang diskresi dengan harga yang terdiskon.

Mengingat insentif yang diberikan pemerintah lebih banyak ke mobil-mobil yang memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) tinggi dan juga dirakit di Tanah Air dan kebanyakan yang kecipratan adalah mobil dengan tipe 4x2, maka jenis inilah yang menguasai pangsa pasar terbesar sepanjang empat bulan terakhir.

Di posisi kedua ada mobil jenis Low Cost Green Car (LCGC) yang terkenal harganya miring. Kedua tipe mobil ini menguasai lebih dari 72% pangsa pasar mobil nasional.

Pages

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat