Kredit Macet UMKM Masih Tinggi, Ini Sebab & Efeknya Bagi Ekonomi RI!
Kredit Macet UMKM Masih Tinggi, Ini Sebab & Efeknya Bagi Ekonomi RI!
Jakarta, Indonesia- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan adanya pemulihan yang terlambat (lagging recovery) menjadi salah satu alasan kredit macet (non performing loan/NPL) sektor UMKM masih belum sesuai dengan harapan.
Ekonom Senior INDEF, Tauhid Ahmad menilai tingginya NPL tidak lepas dari belum pulihnya bisnis UMKM pasaca pandemi. Tercatat ada 4 sektor yang masih mengalami tekanan mulai dari UMKM sektor konstruksi dengan NPL masih mencapai 10% di Maret 2024. Selain itu UMKM sektor perdagangan besar dan eceran, sektor perantara keuangan dan real estate juga masih menghadapi banyak tantangan.
Saat ini kredit UMKM mencapai 19-20% dari rasio kredit perbankan dan sektor UMKM berkontribusi sektar 60% dari PDB sehingga tekanan sektor UMKM akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Nasional. Dibutuhkan kebijakan yang membantu kebangkitan UKM termasuk utaran terkait suku bunga, kredit hingga membantu UMKM menghadapi tekanan pasca covid-19 dan transformasi digitalisasi.
Seperti apa kondisi tekanan yang dihadapi sektor UMKM? Apa saja upaya yang dibutuhkan untuk membantu kebangkitan UMKM? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Ekonom Senior INDEF, Tauhid Ahmad dalam Squawk Box,Indonesia (Senin, 10/06/2024)