Yang Krisis Amerika, Pemilik Emas Antam yang Bahagia
Yang Krisis Amerika, Pemilik Emas Antam yang Bahagia
- Harga emas Antam naik dan fluktuatif dalam satu dekade terakhir, terutama akibat perang dagang, pandemi Covid-19, dan perang
- Harga emas Antam mencatatkan rekor tertinggi pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19 dan tensi geopolitik AS-China yang tinggi.
- Harga emas Antam kembali mendekati rekor karena kekhawatiran pasar mengenai krisis SVB.
Jakarta, INDONESIA - Harga emas Antam melambung mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah. Lonjakan harga emas Antam juga acap berulang pada sepuluh tahun terakhir akibat berbagai kejutan yang dialami perekonomian global mulai dari perang dagang, kasus pandemic Covid-19 hingga ketegangan geopolitik.
Emas adalah aset safe haven yang diburu saat terjadi guncangan ekonomi atau meningkatnya ketegangan geopolitik. Sebaliknya, emas ditinggal investor saat dolar menguat atau terjadi kenaikan suku bunga acuan.
Penguatan dolar AS membuat emas semakin mahal dan tidak terjangkau buat investor. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga tidak menarik saat suku bunga tinggi karena yield surat utang akan naik.
Pergerakan harga emas Antam selama satu dekade terakhir menunjukkan tren yang fluktuatif.
Sejak tahun 2010 hingga saat ini, harga emas Antam mencatatkan rekor tertinggi dan terendah yang signifikan. Satu yang pasti harga emas sudah jauh melambung dibandingkan saat pertama kali diperdagangkan melalui logammulia.com.
Berdasarkan data dari PT Antam Tbk, harga emas Antam pada awal 2010 tepatnya pada 25 Maret 2010, dibanderol hanya Rp 394 ribu.
Harga tersebut adalah yang terendah sepanjang catatan logammulia.com. Harga emas tersebut sudah melonjak hampir tiga kali lipat dibandingkan yang tercatat pada hari ini, yakni Rp 1.064.000.
Pada 2010, harga emas cenderung melemah karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Investor memilih mata uang tersebut sebagai pilihan investasi yang lebih aman daripada yen, terutama setelah Bank of Japang mengeluarkan stimulus besar-besaran.
Namun, melihat grafik pergerakan harga emas, sejak tahun 2011 hingga 2020 harga emas Antam bergerak naik-turun dalam kisaran yang relatif stabil.
Logam mulia produksi Antam pada periode tersebut bergerak cenderung naik pada rentang Rp 450 ribu - Rp 700 ribu hingga awal tahun 2020.
Emas pernah melonjak tajam pada September 2011 dan Desember 2011 dari kisaran Rp 550 ribu pada Agustus ke Rp 600 ribu.
Lonjakan harga emas sejalan dengan rekor yang terjadi pada harga emas global. Harga emas global menyentuh rekor pada September 2011 dengan titik intraday menembus US$ 1.921 per troy ons.
Harga emas melonjak tajam setelah ada krisis utang yang menimpa sebagian negara Eropa pada 2011.
Di sisi lain, booming komoditas masih terjadi. Ekonomi China yang merupakan konsumen emas terbesar juga melonjak hingga double digit pada 2010.
Emas Antam sempat turun tajam pada pertengahan 2012 hingga 2013 karena taper tantrum. Tingginya suku bunga di AS juga membuat emas ditinggalkan.
Secara tak terduga, Covid-19 menyebar dan menjadi pandemi global pada Maret 2020. Kepanikan penduduk dunia, ketidakpastian ekonomi, lockdown, hingga ekonomi yang luluh lantas membuat harga emas Antam terbang.
Pada 27 Juli 2020, harga logam mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) untuk kepingan 100 gram per gramnya masih dibanderol Rp 939.120.
Harga tersebut naik seiring kenaikan harga emas spot yang kala itu mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah yakni US$ 1.941,8/troy ons.
Harga ini sudah melampaui rekor tertinggi sepanjang masa yang sebelumnya dicapai pada 2011 di US$ 1.920/troy ons.
Situasi pandemi yang semakin tidak menentu hingga pemangkasan suku bunga secara besar-besaran di tingkat global membuat emas terbang. Permintaan akan emas pun melonjak tajam sehingga harganya menyentuh rekor tertinggi pada 6 Agustus 2020 yakni US$ 2.063,19 per troy ons.
Mengikuti harga emas dunia, harga emas Antam juga mencatatkan rekor termahal sepanjang sejarah pada Jumat (7/8/2020) di posisl Rp 1.065.000.
Hingga saat ini, harga emas Antam terus mengalami fluktuasi dalam kisaran yang relatif stabil.
Sejak 2020 hingga awal 2023, harga emas Antam turun dan berada pada kisaran Rp 900 ribu hingga Rp 1 jutaan.
Harga emas Antam sempat melonjak hingga menembus Rp 1.036 per gram pada 10 Maret 2022 atau hampir tiga pekan setelah perang Rusia-Ukraina meletus pada akhir Februari.
Namun, harga emas Antam dengan cepat turun sejalan dengan melandainya harga emas global. Kenaikan suku bunga The Fed pada pertengahan Maret 2022 membuat harga emas jatuh.
Tiga tahun setelah mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, hari ini, Selasa (14/3/2023) kembali mencatatkan rekor tertinggi kedua setelah terbang Rp 10.000 menjadi Rp 1.064.000 per gram.
Kenaikan emas Antam sejalan dengan lonjakan harga emas global. Emas global terbang karena meningkatnya kekhawatiran pasar Amerika Serikat (AS) setelah krisis yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.
Krisis tersebut seperti "berkah" bagi emas yang pekan lalu luluh lantak karena pernyataan hawkish The Fed.
Dengan krisis SVB dan Signature bank, pasar kini berekspektasi The Fed akan melunak dan tidak akan agresif menaikkan suku bunga acuan.
INDONESIA RESEARCH
research @cnbcindonesia.com
(mae/mae) Next Article Gila-Gila! Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 Hari Ini